Perilaku Patologis: Bunuh Diri


Latar Belakang
    Perkembangan kemajuan (IPTEK) ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang di tengah-tengah masyarakat ternyata belum diimbangi 
dengan kemajuan pada bidang psikologis dan 
sosiologis. Maraknya kejadian-kejadian mengakhiri hidup telah menjadi suatu fenomena menarik. Di Indonesia sendiri masalah bunuh diri merupakan masalah yang krusial dan mengkhawatirkan. Peristiwa bunuh diri di Indonesia memiliki angka yang sangat tinggi, WHO dikutip dalam jurnal rekonstruksisosial budaya fenomena bunuh diri memperkirakan pada tahun 2020 angka bunuh diri di Indonesia mencapai 2,4 % dari 100.00 jiwa. 
Bunuh diri merupakan bentuk pelarian parah dari dunia nyata, atau lari dari kondisi yang sudah tidak bisa di hadapi.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bunuh Diri
   Bunuh diri merupakan kasus dan bentuk penyimpangan sosial atau penyakit sosial (patologi sosial). Bunuh diri bersal dari bahasa latin yaitu: 
suicidum, yang terdiri dari kata sui (self atau diri sendiri) dan kata cidium (to kill atau membunuh). Jadi, bunuh diri merupakan sebuah tindakan membunuh diri sendiri. Bunuh diri dipahami sebagai cara menyelesaikan persoalan hidup secara singkat dengan membunuh diri sendiri. Selain itu bunuh diri merupakan kematian yang disebabkan oleh tindakan atau usahamelukai diri sendiri dengan tujuan untuk mati. Bunuh diri merupakan salah satu cara menuju kematian dengan mengambil jalan pintas serta jalan 
termudah untuk meninggalkan masalah atau perkara yang dianggap tidak sanggup untuk dihadapi lagi dengan membunuh diri sendiri.
B. Faktor- faktor Penyebab Bunuh Diri
    Bunuh diri seringkali muncul karena tekanan-tekanan yang datang melebihi batas kemampuan seseorang sehingga menyebabkan berubahnya 
kondisi kesehatannya jiwa. Faktor penyebab bunuh diri bisa dilihat dari faktor biologis (internal), faktor psikologis dan faktor sosial. Yaitu:
1. Faktor biologis 
   Jika dilihat dari faktor usia dilihat dari masa remaja seorang individu merupakan masa individu mengalami berbagai perubahan diri, jika perubahan dalam diri ini tidak diatasi segera bisa menjadi 
sebuah ancaman yang mendorong hidup dan mati. Bisa disebabkan karena masa pubertas yang meningkatkan kecemasan karena beralihnya masa kanak-kanaknya. Faktor biologis melibatkan bagaimana tubuh manusia bereaksi atas sebuah kondisi dari dalam dirinya.
2. Faktor psikolgis 
    Faktor psikologis berpokus pada kesadaran pikiran, kondisi kejiwaan, perasaan seorang individu terhadap hidupnya. Seperti:
a. Faktor kecemasan (gangguan mood, depresi, stres), dengan adanya gangguan kecemasan seperti depresi dan stres dapat memicu seseorang melakukan bunuh diri karena otak atau pikirannya sudah tidak sanggup untuk menampung dan melalui 
sebuah masalah yang menjadi tekanan hidupnya. Karena cemas yang berlarut-larut bisa menyebabkan ego memilih hal-hal yang irasional sehingga terjadilah bunuh diri agar tidak lagi merasakan kecemasan. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya masalah 
yang dihadapi atau karena pengalaman hidup yang negatif.
b. Emosional, dalam otak manusia terdapat yang namanya amygdala yaitu bagian otak yang mengatur emosi manusia. Ketika seseorang merasakan sebuah tekanan atau masalah yang memunculkan sifat emosional misalnya, marah atau sedih. Orang 
seperti ini biasanya akan mengalami stres dan tertekan apabila tidak bisa mengendalikan emosionalnya. Hal ini menyebabkan meningkatnya implus agresif pada manusia yang menyebabkan 
melakukan tindakan yang irasional. Ketika dalam keadaan ini menyebabkan manusia tidak bisa mengambil keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah.
c. Perasaan kesepian, hilang harapan atau putus asa, rasa kesepian menimbulkan rasa hilang harapan dengan menganggap tidak ada orang lain yang mengerti dirinya dan masalah yang dihadapinya 
sehingga timbul bunuh diri.
d. Gangguan kesehatan mental atau krisis kesehatan mental, yang menyebabkan mudah depresi dan kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan resiko bunuh diri. Karena depresi menyebabkan perasaan tidak berdaya dan tidak dapat berpikir dan tidak dapat membuat keputusan yang benar. 
3. Faktor sosial
Terkait dengan lingkungan, interaksi dengan oang lain atau hubungan sosial, keluarga, ekonomi dan budaya.
a. Faktor lingkungan (pertemanan) faktor seperti penolakan teman sebaya, seperti intimidasi dan bullying mempengaruhi terjadinya peningkatan kemungkinan mengalami pikiran untuk bunuh diri. 
Karena bullying mengacu terjadinya tindakan sepeerti serangan fisik, seperti penghinaan dan intimidasi yang mengakibatkan rasa khawatir dan takut. Yang menyebabkan konsekuensi terjadinya hal negatif seperti penurunan harga diri, dan penarikan diri dari 
interaksi sosial.
b. Faktor lingkungan sosial (keluarga), disebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dan masalah dan konflik dalam keluarga seperti: perceraian, kekerasan, disfungsi keluarga dan 
kehilangan orang yang dicintai. menyebabkan ide bunuh diri. Karena keterlibatan orang tua dan keluarga dalam mengatasi bunuh diri merupakan hal yang sanagt penting. Karena ketika seseorang sedang merasakan tidak baik baik aja dengan ketidakstabilan emosi dapat menemukan diri mereka dalam keadaan rentan ketika dihadapkan dengan konflik di tambah 
dengan kurangnya perhatian keluarga dan dukungan orang sekitar akibatnya, mereka merasa tidak berdayayang pada akhirnya mengarahkan mereka untuk merenung atau akhirnya terlibat pada perbuatan merusak diri sendiri.
c. Faktor hubungan sosial, bunuh diri yang terjadi karena adanya integrasi sosial yang lemah. Hubungan dalam suatu kelompok atau masyarakat tidak begitu mengikat. Seperti kurang komunikasi. Partisipasi dalam hubungan sosial sangat kurang . membuat seseorang merasa keterasingan yang dapat 
menyebabkan seseorang bunuh diri.
d. Faktor ekonomi, ketika seseorang mengalami kemiskinan seperti ketimpangan ekonomi baik dikarenakan faktor pengangguran dapat menyebabkan stress yang berlebihan yang dapat 
memperburuk kesehatan mental sehingga menimbulkan rasa putus asa karena masalah ekonomi.
e. Faktor tekanan sosial dan perubahan budaya, perubahan sosial yang cepat seperti urbanisasi yang tinggi dapat menyebabkan isolasi sosial dan hubungan interpersonal yang lebih buruk. Dan 
tidak memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat. Menyebabkan individu merasa terpinggirkan atau kesulitan beradaptasi dengan perubahan dapat menjadi penyebab bunuh diri.
C. Gejala atau Tanda-Tanda Seseorang Ingin Bunuh Diri
    Kesehatan mental adalah suatu hal yang perlu di jaga oleh setiap individu dalam hidupnya. Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi individu yang mempunyai kesejahteraan yang tampak pada dirinya, dilihat dari kemampuannya mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupannya. Tanda-tanda atau gejala seseorang memiliki kesehatan mental yang tidak baik atau tanda-tanda seseorang ingin bunuh diri yaitu:
1. Sering membicarakan kegelisaan atau masalah yang dihadapinya.
2. Sering membicarakan kematian.
3. Sering merasa putus asa dan terlihat tidak memiliki gairah dan semangat hidup.
4. Kehilangan nafsu makan, dan kurang tidur, atau terlalu banyak tidur.
5. Menghindari atau menarik diri di aktivitas sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain.
6. Menunjukkan perubahan mood yang drastis.
7. Berbicara tentang merasa menjadi beban bagi orang lain.
8. Bersikap Cemas dan mudah marah.
9. Sering menunjukkan kemarahan dan sering merasa tidak punya tujuan.
D. Upaya atau Pencegahan Bunuh Diri
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan bunuh diri, yaitu;
1.Keterhubungan, keterhubungan memiliki peran yang krusial dalam mencegah tindakan bunuh diri, individu yang rentan bunuh diri merupakan individu dengan kondisi yang buruk. Memiliki kecendrungan bertindak negatif, lemah mengambil keputusan mudah putus asa dan keterampilan sosial yang buruk. Keterhubungan ini bisa membantu individu dalam menangguhkan bunuh diri baik keterhubungan atau kedekatan dengan individu maupun dengan sosial. 
Yang membuat individu merasa didukung, diterima, ditemani sehingga tidak merasa sendirian dan tidak mudah putus asa atas masalah yang dialaminya.
2. Spiritualitas, secara umum diakui dapat menangguhkan bunuh diri seperti aktivitas keagamaan dan spiritual. Dengan keterlibatan dengan kegiatan keagamaan karena dapat meningkatkan kesejahteraan, jejaring sosial dan harapan-harapan positif.
3.Harapan, individu yang memiliki harapan tinggi cenderung memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik. dan menyebabkan individu memiliki suasana depresi yang rendah. 
4. Malu, seseorang yang memiliki rasa malu yang tinggi dapat membantu mencegah bunuh diri karena ia kan merasa malu ketika ia memiliki masalah namun salah dalam mengambil keputusan.
     Selain itu langkah-langkah pencegahan bunuh diri yaitu: selalu menyampaikan rasa khawatir kepada seseorang yang kita percayai, dan kita yang mendengarkan keluh kesahnya, dan selalu menemani orang yang memiliki tanda-tanda bunuh diri, ajak berdiskusi dan bantu menyelesaikan masalahnya, jangan biarkan dia kesepian, ajak menemui psikolog.

KESIMPULAN
   Bunuh diri merupakan kematian yang disebabkan oleh tindakan atau usaha melukai diri sendiri dengan tujuan untuk mati. Bunuh diri merupakan salah satu cara menuju kematian dengan mengambil jalan 
pintas serta jalan termudah untuk meninggalkan masalah atau perkara yang dianggap tidak sanggup untuk dihadapi lagi dengan membunuh diri 
sendiri.Faktor penyebab bunuh diri: Faktor kecemasan (gangguan mood, depresi, stres), emosional, Perasaan kesepian, hilang harapan atau putus 
asa, gangguan kesehatan mental atau krisis kesehatan mental, masalah yang bertubi-tubi, Faktor lingkungan (pertemanan) faktor seperti penolakan teman sebaya, seperti intimidasi dan bullying, Faktor 
lingkungan sosial (keluarga), disebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak dan masalah dan konflik dalam keluarga seperti: perceraian, 
kekerasan, disfungsi keluarga dan kehilangan orang yang dicintai, Faktor hubungan sosial, bunuh diri yang terjadi karena adanya integrasi sosial yang lemah, faktor ekonomi, Faktor tekanan sosial dan perubahan budaya. 

Lebih baru Lebih lama