Penyesuaian Diri, Ketidak Mampuan Menyesuaikan Diri, dan Individu Marginal


Latar Belakang
      Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanyakesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuan dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah,pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemuibahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalanmereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi penuh tekanan. Sesuai dengan pengertiannya, maka tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan lingkungan tempat individu hidup.                  Semua makhluk hidup secara alami dibekali kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dengan cara menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, agardapat bertahan hidup.Namun pada kenyataannya, banyak individu yang gagal dalam penyesuaian diri karena individu belum tentu tahu apa yang dinamakan dengan proses penyesuaian diri, selain itu individu tidak memiliki konseppenyesuaian diri dan tidak melakukan penyesuaian diri dengan baik. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan individu dalam menghadapi segalatatangan dan perubahan perubahan yang akan terjadi nanti. 


PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyesuaian Diri
     Schneiders menyatakan bahwa penyesuaian diri merupakan proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu yang merupakan usaha individu agar dapat berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami di dalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujua untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan. 
      Kemudian Schneiders juga menjelaskan bahwa orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang dengan segala keterbatasan yang ada pada dirinya mampu belajar untuk bereaksi terhadap dirinya dan lingkungan dengan cara yang matang, bermanfaat, efisien, dan memuaskan, serta dapat menyelesaikan berbagaikonflik, frustasi, maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengalami gangguan dalam tingkah laku. 
       Kemudian Schneiders membagi penyesuaian diri dalam tiga sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah penyesuaian diri sebagai
bentuk adaptasi (adaptation) yang berkaitan dengan penyesuaian diri dalam hal fisik, fisiologis, dan biologis. Sudut pandang yang kedua adalah penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity) dimana individu dalam usahanya
menyesuaikan diri agar sesuai dengan norma yang ada di lingkungan dan menghindari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
B. Proses Penyesuaian Diri
     Menururt Schneiders (dalam Agustiani, 2006) proses penyesuaian diri melibatkan tiga
unsur, yaitu :
1.Motivasi 
    Motivasi sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan emosi yang merupakan kekuatan mental yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan
dalam organisme. Respon penyesuaian diri baik dan buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya organisme mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara keseimbangan yang wajar. Kualitas respon itu sehat, efisien, merusak ditentukan terutama juga oleh hubungan individu dengan lingkungan. 
2.Sikap terhadap realitas
   Sikap terhadap realitas yaitu berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan aturan dan norma- norma yang menuntut individu untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap dengan tuntutan eksternal dari realitas. Jika individu tidak tahan terhadap tuntutan-tuntutan itu, akan muncul situasi konflik, tekanan dan frustrasi dalam situasi seperti itu. Inidvidu didorong untuk mencari perbedaan-perbedaan yang memungkinkan untuk membebaskan diri dari ketegangan-ketegangan yang dialaminya. 
3.Pola dasar penyesuaian diri 
    Pola dasar penyesuaian diri yaitu individu dengan
mengalami ketegangan dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan yang diinginkannya, maka individu tersebut akan berubah mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi kebutuhannya tersebut, karena antara keinginan dan kebutuhan sering tidak sejalan sehingga menimbulkan stres bagi individu tersebut.
C.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
   Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Agustiani, 2006) yaitu :
1.Kondisi fisik
   Kondisi fisik termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar,
otot-otot, atau penyakit. Kondisi fisik yang baik akan mendorong penyesuaian diri yang lebih baik. Persepsi seseorang terhadap bentuk tubuh dan nilai estetika tubuhnya juga mempengaruhi penyesuaian diri individu. 
2.Kepribadian
    Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap penyesuaian diri adalah sebagai berikut :
a. Kemauan dan kemampuan untuk berubah yaitu penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk kemauan, perilaku, sikap dan karakteristik sejenis lainnya. Oleh sebab itu semakin kaku dan tidak ada kemauan serta kemampuan untuk merespon lingkungan, semakin besar kemungkinan untuk mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.
 b. Pengaturan diri (self regulation) yaitu kemampuan mengatur diri dapat mencegah Individu dari keadaan salah suai dan penyimpangan kepribadian. 
D. Pengertian Ketidak Mampuan Menyesuaikan Diri
    Ketidak mampuan penyesuaian diri adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk merujuk pada "ketidakmampuan untuk bereaksi secara sukses
dan memuaskan terhadap tuntutan lingkungan seseorang". Istilah maladjustment dapat merujuk pada berbagai kondisi sosial, biologis dan psikologis. Ketidak sesuaian dapat bersifat intrinsik atau ekstrinsik. Ketidak sesuaian intrinsik adalah kesenjangan antara kebutuhan, motivasi, dan evaluasi individu dengan imbalan aktual yang diperoleh melalui pengalaman. Di sisi lain, ketidaksesuaian ekstrinsik terjadi ketika perilaku individu tidak memenuhi harapan budaya atau sosial masyarakat.         Penyebab maladjustment dapat dikaitkan dengan berbagai macam faktor, termasuk: lingkungan keluarga, faktor pribadi, dan faktor terkait sekolah. Maladjustment memengaruhi perkembangan individu dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan
interpersonal yang positif dengan orang lain. Maladjustment sering muncul selama tahap awal masa kanak-kanak, ketika seorang anak sedang dalam proses mempelajari metode untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam  hubungan interpersonal dijaringan sosial mereka. Kurangnya intervensi bagi individu yang maladjustment dapat
menyebabkan efek negatif di kemudian hari. 
     Ada beberapa karakteristik yang berhubungan dengan Ketidak mampuan menyesuaikan, yaitu:
1. Perilaku gugup Kebiasaan dan gerakan-gerakan yang tidak terkendali sebagai respons terhadap kegugupan (misalnya menggigit kuku, gelisah, membenturkan kepala, memainkan rambut, tidak dapat diam). 
2. Reaksi dan penyimpangan emosi yang berlebihan. Kecenderungan untuk menanggapi suatu situasi dengan emosi dan tindakan yang berlebihan atau tidak perlu (misalnya menghindari tanggung jawab karena takut, menarik diri, mudah teralihkan oleh gangguan sekecil apa pun, kecemasan yang tidak beralasan akibat kesalahan kecil).
3. Ketidakdewasaan emosional. Ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi sepenuhnya (misalnya keragu-raguan, terlalu bergantung pada orang lain, terlalu sadar diri dan curiga, tidak mampu bekerja secara mandiri, hiperaktif, ketakutan dan kekhawatiran yang tidak masuk akal, tingkat kecemasan yang tinggi).
4. Perilaku eksibisionis. Perilaku yang dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan perhatian
atau untuk menggambarkan citra positif (misalnya menyalahkan orang lain atas kegagalan diri sendiri, sangat mudah setuju dengan otoritas, menyakiti
orang lain secara fisik). 
E. Pengertian lndividu Marginal
   Menurut buku Marginalisasi dan Keberadaan Masyarakat oleh Catur Wahyudi, marginalisasi adalah tindakan mengasingkan, meminggirkan, atau melemahkan kuasa kelompok minoritas atas segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan negara dan kelompok dominan, sehingga setiap kelompok marginal akan tunduk pada kelompok dominan.  Menurut Young marginalisasi adalah bentuk pengecualian dari partisipasi yang berarti
dalam masyarakat, sebagian disebabkan oleh kehadiran pasar tenaga kerja yang tidak mampu mengakomodasi mereka, dan terbukti menjadi salah satu bentuk penindasan yang paling berbahaya. 
F. Teori dan konsep masyarakat marginal
   Teori dan konsep masyarakat marginal merupakan perspektif akademis yang mengkaji kelompok sosial yang terpinggirkan secara struktural dalam sistem sosial, ekonomi, dan Politik. Kelompok marjinal seringkali mengalami diskriminasi, keterbatasan akses sumber daya, dan minimnya representasi dalam pengambilan keputusan. Mereka adalah komunitas yang berada pada posisi lemah dalam struktur masyarakat, seperti masyarakat miskin perkotaan, komunitas adat, penyandang disabilitas, kelompok minoritas etnis, dan para pekerja informal. Teori ini memfokuskan perhatian pada dinamika ketidaksetaraan sosial, proses marginalisasi, serta upaya pemberdayaan untuk mengubah kondisi struktural yang merugikan kelompok-kelompok tersebut dalam konteks keadilan sosial dan kesetaraan.

KESIMPULAN
     Penyesuaian diri merupakan proses fundamental dalam kehidupan manusia yang melibatkan kemampuan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan secara mental dan perilaku. Proses ini mencakup motivasi, sikap terhadap realitas, dan pola dasar penyesuaian yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan kepribadian. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dapat mengakibatkan berbagai gangguan emosional dan perilaku. Sementara itu, masyarakat marjinal merupakan kelompok sosial yang terpinggirkan secara struktural, mengalami diskriminasi, dan memiliki keterbatasan akses dalam sistem sosial, ekonomi, dan politik.
Lebih baru Lebih lama