Latar Belakang
Masyarakat modern ditandai dengan kompleksitas perubahan sosial yang sangat dinamis, yang secara signifikan memengaruhi pola perilaku dan struktur kehidupan individu, khususnya generasi muda. Transformasi technological, pergeseran nilai-nilai tradisional, dan akselerasi perubahan sosial telah menciptakan lingkungan yang kompleks dan penuh tantangan bagi perkembangan remaja. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja menjadi salah satu manifestasi persoalan sosial yang paling nyata dalam konteks masyarakat modern. Fenomena ini tidak lagi sekadar persoalan individual, melainkan refleksi dari sistem sosial yang mengalami disrupsi nilai dan mekanisme kontrol sosial. Faktor-faktor seperti terputusnya ikatan keluarga, tekanan ekonomi, pengaruh media sosial, dan lemahnya sistem pendidikan berkontribusi secara signifikan terhadap munculnya perilaku menyimpang di kalangan remaja.
PEMBAHASAN
A. Produk pergolakan sosial
Produk pergolakan sosial dalam konteks peradaban modern merupakan manifestasi kompleks dari transformasi struktural yang terjadi secara berkelanjutan dalam masyarakat. Setiap periode peradaban memiliki karakteristik unik yang melahirkan fenomena sosial sebagai respons atas perubahan sistemik yang terjadi. Pergolakan sosial tidak sekadar representasi konflik, melainkan cerminan dinamika dialektika antara struktur sosial yang ada dengan tuntutan perubahan yang terus berkembang.
B. Frustasi, Defersonalisasi dan Anomali pada Periode Kivilisasi Modern
Frustasi personalisasi muncul sebagai konsekuensi dari proses modernisasi yang mendorong individualisasi secara massif. Individu dalam masyarakat modern mengalami paradoks antara keinginan untuk diakui secara personal dan tuntutan untuk melebur dalam sistem sosial yang kompleks. Hal ini menciptakan tekanan psikologis yang signifikan, di mana setiap subjek sosial berupaya mempertahankan identitas personal sambil beradaptasi dengan struktur sosial yang rigid dan tidak fleksibel.
Anomali peradaban terbangun melalui ketidakselarasan antara sistem nilai tradisional dengan dinamika perubahan sosial yang sangat cepat. Fenomena ini menghasilkan ruang-ruang ketegangan sosial yang ditandai dengan munculnya perilaku-perilaku menyimpang, krisis identitas, dan fragmentasi sistem sosial. Anomali tidak sekadar representasi penyimpangan, melainkan indikator fundamental akan terjadinya transformasi struktural dalam peradaban.
Ketiga dimensi ini - produk pergolakan sosial, frustasi personalisasi, dan anomali - saling berinterkoneksi membentuk kompleksitas sistem sosial yang dinamis. Setiap pergeseran dalam satu dimensi akan memberikan efek domino terhadap dimensi lainnya, menciptakan siklus perubahan yang berkelanjutan dalam peradaban manusia.
C. Perbedaan Rural yang Urban, dan Perbedaan Ekonomis
Perbedaan antara wilayah rural (pedesaan) dan urban (perkotaan) mencerminkan kompleksitas struktural masyarakat yang sangat signifikan. Secara fundamental, komunitas rural ditandai dengan sistem sosial yang lebih tradisional, ikatan kekeluargaan yang kuat, dan ketergantungan ekonomi berbasis sumber daya alam seperti pertanian dan perkebunan. Masyarakat rural umumnya memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah dan pola hubungan antarwarga yang bersifat personal dan langsung.
Sebaliknya, wilayah urban memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan sistem ekonomi yang kompleks, mobile, dan dinamis. Masyarakat perkotaan dihadapkan pada kompetisi ekonomi yang ketat, hubungan sosial yang lebih impersonal, dan tingkat diversifikasi pekerjaan yang tinggi. Perbedaan ekonomis antara rural dan urban tercermin dari akses terhadap sumber daya, kualitas infrastruktur, tingkat pendapatan, dan kesempatan pengembangan ekonomi yang sangat kontras.
KESIMPULAN
Kenakalan remaja merupakan persoalan multidimensional yang membutuhkan pendekatan komprehensif. Dibutuhkan kolaborasi aktif antara keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif generasi muda, dengan menekankan pembinaan karakter, pendidikan nilai, dan penciptaan ruang dialogis yang konstruktif.
Tags
Sosial